rasa cinta dan tulus, kunci mengajar
bapak, begitulah kata yang sering terucap dan tertujukan padaku. aku dipanggil bapak meskipun belum menjadi bapak - bapak. karena aku seorang guru yang memang dijadikan sosok orang tua di sekolah, maka mau tidak mau harus menerima panggilan itu tertuju padaku. awalnya mungkin belum terbiasa, sekarang alhamdulillah sudah familiar ditelinga. ketika sudah mengenyam sedikit pengalaman tentang cara dan strategi mengajar dengan berbagai suasana hati yang berbeda ternyata ada temuan yang sangat mencengangkan aku temukan dengan dunia mengajarku ini. ketika kita sedih suasana hati maka mengajar akan terasa lebih berat dan menjadikan hasil belajar kurang maksimal dan seakan kelas akan terasa suram. begitu juga ketika mengajar dengan rasa senang maka kelas serasa hidup dan segalanya menjadi berkualitas. untuk mengajar dengan suasana hati yang senang memang tidak mudah. hidup selalu ada maslah ketika pekerjaan banyak, menumpuk dan tekanan dari teman kadang membuat suasana senang susah tercipta. susah bukan berarti tidak bisa. semua bisa menjadi suasana yang menyenangkan ketika ada rasa cinta dan ketulusan. dalam masalah apapun maka siswa tidak akan menjadi korban pelampiasan masalah gurunya. dengan rasa cinta dan tulus maka mengajar akan tambah berkualitas, sesulit apapun semua akan tertutupi toleransi yang tiada taranya. semoga guru - guru diindonesia semakin memanggil kembali rasa cinta dan tulus untuk mendidik manusia indonesia yang cinta damai.
Komentar
Posting Komentar